Sejujurnya, saya termasuk orang yang dulu sempat skeptis kalau tim-tim dari luar Pulau Jawa bisa bikin gebrakan besar di liga nasional. Tapi Moncongbulo FC bikin saya tarik kata-kata itu kembali.
Waktu saya nonton mereka di babak final Liga Futsal Nusantara 2023, jujur saja, saya cuma ingin lihat permainan cepat khas Sulawesi. Tapi ternyata lebih dari itu. Mereka rapi, tenang, bahkan ketika ditekan. Passing-passingnya kayak main catur—terencana banget. Dan yang bikin saya kagum: mereka main bukan dengan gaya ‘ngotot’ yang berantakan. Mereka main cerdas Sports.
Lalu, ketika tahu mereka promosi ke Pro Futsal League 2023/2024, saya langsung bilang ke murid-murid saya yang hobi futsal, “Nih ya, belajar dari Moncongbulo. Nggak usah minder walau bukan dari kota besar.”
Tantangan Tim Promosi: Dihina, Diremehkan, Tapi Mereka Jalan Terus
Masuk ke Pro Futsal League tuh bukan cuma soal naik kasta. Tekanannya berat banget. Tim-tim besar kayak Bintang Timur Surabaya, Cosmo JNE, dan Black Steel Manokwari sudah punya jam terbang. Bahkan ada yang pemainnya langganan timnas skor id.
Saya sempat dengar kabar, awal musim Moncongbulo FC sempat diremehkan. Ya wajar sih, tim baru biasanya memang jadi bulan-bulanan. Tapi lucunya, mereka malah yang jadi mimpi buruk. Skor 9-0 ke gawang Giga FC itu bukan angka biasa. Itu kayak pernyataan keras: “Kami datang bukan untuk numpang lewat.”
Ada satu pertandingan yang saya nonton streaming-nya, lawan Cosmo JNE. Mereka bisa pressing tinggi tanpa kehilangan shape. Itu bukan main asal lari. Bahkan saat lawan punya dua pivot, Moncongbulo bisa adaptasi cepat. Saya sampai mikir, ini pelatihnya siapa sih? Jenius banget cara bacanya.
Dari Lapangan Tanah Hingga Liga Profesional: Cerita yang Menyentuh
Saya coba gali lebih dalam soal nama “Moncongbulo.” Ternyata itu nama sebuah desa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Banyak anak muda di sana yang dulu main futsal cuma di lapangan desa, kadang dengan sepatu bolong, kadang malah nyeker. Tapi dari situ, muncul nama-nama yang akhirnya masuk skuad utama.
Salah satu kisah yang saya suka banget adalah tentang Nandi Sukma. Dulu katanya dia hampir berhenti main futsal karena cedera. Tapi manajemen Moncongbulo percaya sama dia. Dan sekarang? Dia jadi top scorer tim. Di satu laga, dia cetak empat gol. Empat, bro. Gila sih.
Buat saya, cerita seperti ini lebih dari sekadar statistik. Ini tentang mimpi yang dibela mati-matian. Tentang anak kampung yang nggak nyerah walau jalannya nggak rata.
Dukungan Fans: Tak Sekadar Teriakan, Tapi Identitas
Saya pernah mampir ke Makassar dan sempat ke GOR Sudiang. Waktu itu Moncongbulo lagi latihan terbuka. Yang nonton rame banget, bawa spanduk, pakai jersey hitam kuning kebanggaan mereka. Tapi bukan cuma soal banyaknya penonton. Yang bikin saya merinding itu yel-yelnya.
“Dari Moncongbulo untuk Indonesia!” mereka teriak. Merinding sumpah. Ini bukan dukungan biasa. Ini kayak pesan kalau mereka bawa harga diri satu kampung, satu kabupaten, satu provinsi bahkan.
Para fans mereka tuh militan. Ada komunitas namanya Bulo Ultras. Mereka ngikutin tanding ke mana pun. Bahkan waktu Moncongbulo main di Jakarta, mereka tetap datang meski harus naik bus antarprovinsi. Ini yang bikin pemain merasa dicintai, dihargai.
Apa yang Membuat Mereka Spesial?
Kalau ditanya kenapa Moncongbulo FC selalu dicintai, saya punya jawaban sederhana: karena mereka asli. Mereka nggak dibuat-buat. Tim ini bukan dibentuk dari uang investor gede, tapi dari semangat orang-orang yang cinta futsal. Dan itu terasa banget dari cara mereka main.
Pelatih mereka juga selalu pakai bahasa Bugis di sela-sela time out. Pemainnya pun tetap bawa nilai-nilai lokal. Mereka nggak malu dengan asal usul mereka. Justru itu yang bikin mereka istimewa.
Di zaman sekarang, ketika banyak tim berubah demi sponsor, Moncongbulo tetap setia pada identitasnya. Dan itu langka banget. Mereka bukan sekadar tim kuat, tapi punya soul.
Tips dari Perjalanan Moncongbulo FC buat Kita Semua
Buat kamu yang suka futsal atau lagi ngebangun tim, perjalanan Moncongbulo FC bisa jadi pelajaran berharga:
Jangan remehkan proses akar rumput. Mereka bangun dari level desa, bukan dari akademi mahal.
Jaga komunitas. Fans itu bukan cuma penonton, tapi bagian dari identitas tim.
Main dengan otak, bukan otot. Moncongbulo itu bukti bahwa strategi lebih penting daripada asal ngotot.
Jangan malu dengan asal. Justru itu yang bikin kamu beda dari yang lain.
Apakah Moncongbulo FC Bisa Juara Pro Futsal League?
Kalau ngomong realistis, musim ini mungkin mereka belum bisa angkat trofi. Tapi, hey, siapa tahu? Kalau mereka terus konsisten dan nambah kedalaman skuad, saya rasa mereka bisa jadi semifinalis atau bahkan runner-up.
Yang pasti, tim ini udah jadi disruptor di liga. Tim besar sekarang udah mulai ‘waspada’ tiap ketemu Moncongbulo. Mereka bukan underdog lagi. Mereka itu tim dengan strategi yang matang dan semangat yang nggak bisa dipatahkan.
Harapan Pribadi untuk Masa Depan Moncongbulo FC
Saya cuma bisa bilang, jangan pernah kehilangan jati diri. Dunia futsal bisa keras, terutama kalau popularitas naik. Tapi selama Moncongbulo tetap jadi “tim kampung yang main kayak juara dunia”, mereka akan terus dicintai.
Dan kalau mereka nanti bisa ekspor pemain ke timnas atau bahkan luar negeri, itu akan jadi bukti bahwa mimpi anak kampung pun bisa mendunia.
Dari Moncongbulo untuk Indonesia
Satu kalimat yang selalu saya ingat dari wawancara pelatih Moncongbulo:
“Kami tidak hanya membawa nama tim, kami membawa harga diri kampung kami.”
Dan saya rasa itu yang bikin mereka beda.
Jadi kalau kamu lagi cari tim yang bisa kamu dukung dengan sepenuh hati—bukan karena mereka menang terus, tapi karena mereka jujur dan asli—Moncongbulo FC bisa jadi pilihan.
Futsal Indonesia butuh lebih banyak cerita kayak gini. Cerita tentang kerja keras, loyalitas, dan semangat komunitas. Bukan cuma drama transfer dan bintang besar.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Sepak Takraw: Pengalaman Seru dan Tips Jago Mainnya dari Saya disini