Cimol Bojot Kenyal Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Bandung atau daerah sekitarnya, pasti nggak asing dengan aroma gurih khas gorengan yang menggoda dari pinggir jalan. Nah, salah satu yang paling sering bikin orang berhenti sejenak adalah Cimol Bojot—si bola kenyal yang gurihnya bikin nagih. Walau terlihat sederhana, ternyata di balik bentuk bulat dan teksturnya yang kenyal, ada cerita menarik soal asal-usul, cara pembuatan, hingga filosofi jajanan ini di kalangan masyarakat Sunda.
Artikel ini bakal mengupas tuntas tentang Cimol Bojot kenyal, mulai dari sejarah, bahan utama, rahasia tekstur sempurna, hingga wikipedia kisah pedagangnya yang penuh semangat. Yuk, kita kupas pelan-pelan sambil ngebayangin suara “meletup” cimol yang baru diangkat dari minyak panas!
Asal Usul Cimol: Dari Aci Ngembang Jadi Camilan Legendaris
Kata cimol sendiri berasal dari singkatan aci digemol, yang dalam bahasa Sunda berarti “tepung kanji yang dibulatkan.” Sederhana banget, tapi justru di situlah letak keunikan jajanan ini. Cimol mulai populer di daerah Jawa Barat sekitar tahun 2000-an, terutama di daerah Bandung, Soreang, dan Bojongsoang. Nah, nama “Cimol Bojot” muncul dari salah satu daerah asal penjualnya, yaitu Desa Bojot di Kabupaten Bandung.
Di Bojot, cimol nggak cuma sekadar camilan. Ia sudah jadi ikon kuliner khas yang menggambarkan kreativitas masyarakat lokal. Warga setempat dikenal rajin mengolah bahan sederhana menjadi makanan yang menggoda. Dari tepung kanji dan sedikit bumbu, mereka berhasil menciptakan jajanan yang bisa bersaing dengan makanan modern.
Rahasia Tekstur Kenyal yang Sempurna
Bicara soal cimol, hal pertama yang bikin orang jatuh cinta tentu saja teksturnya yang kenyal tapi lembut di dalam. Untuk menghasilkan tekstur seperti ini, para pedagang Cimol Bojot punya trik khusus. Rahasianya terletak pada perbandingan air dan tepung kanji, serta teknik penggorengan bertahap.

Mereka biasanya mencampur tepung kanji dengan air hangat secara perlahan, lalu diuleni hingga kalis. Setelah itu, adonan dibentuk bulat kecil dan digoreng dua kali. Pertama, cimol dimasukkan ke minyak dingin lalu dipanaskan bersama minyaknya—ini yang bikin cimol bisa mekar tanpa meledak. Kedua, cimol digoreng sebentar lagi dengan api kecil untuk mendapatkan tekstur kenyal tapi nggak keras.
Teknik ini butuh kesabaran. Kalau minyak terlalu panas di awal, cimol bisa meletus dan isinya berhamburan. Tapi kalau terlalu dingin, hasilnya malah lembek. Di sinilah pengalaman para penjual Cimol Bojot diuji. Mereka hafal betul suhu ideal hanya dengan melihat warna minyaknya.
Aroma dan Rasa yang Menggoda Selera
Begitu cimol matang dan diangkat, aroma gurih langsung tercium. Wangi tepung kanji yang baru digoreng berpadu dengan taburan bumbu kering seperti balado, keju, jagung manis, atau pedas daun jeruk. Varian ini menyesuaikan selera pembeli, tapi yang paling laku tentu saja rasa pedas gurih yang bikin lidah bergoyang.
Saat digigit, bagian luarnya terasa sedikit renyah sementara dalamnya kenyal dan hangat. Sensasi inilah yang bikin Cimol Bojot nggak pernah kehilangan penggemar. Meskipun jajanan ini sederhana, rasa nostalgia dan kelezatan alami dari adonan aci membuat siapa pun sulit berhenti di gigitan pertama.
Cimol Bojot di Tengah Tren Kuliner Kekinian
Menariknya, meski banyak jajanan modern bermunculan, Cimol Bojot tetap bertahan. Bahkan, sekarang banyak pedagang yang berinovasi dengan berbagai rasa baru. Ada yang menambahkan saus keju leleh, sambal khas Bojot, sampai topping katsu dan telur puyuh. Kreativitas ini bikin cimol naik kelas dari sekadar jajanan pinggir jalan jadi camilan hits yang sering viral di media sosial.
Banyak food vlogger dan kreator konten kuliner yang datang langsung ke Bojot buat nyobain cimol asli dari tempatnya. Mereka bilang, rasa cimol di sini beda—lebih gurih, kenyalnya pas, dan punya cita rasa khas tepung kanji lokal. Jadi nggak heran kalau Cimol Bojot sekarang sudah menyebar ke berbagai kota besar di Indonesia.
Kisah Pedagang Cimol Bojot: Dari Gerobak ke Online Store
Di balik kenikmatan sebiji cimol, ada kisah inspiratif para pedagang yang memutar roda ekonomi lokal. Banyak penjual Cimol Bojot memulai usaha dari gerobak sederhana. Mereka berkeliling dari satu kampung ke kampung lain, menawarkan cimol hangat di sore hari. Dengan senyum ramah dan aroma menggoda, dagangan mereka jarang sekali tersisa.
Seiring perkembangan zaman, beberapa di antara mereka mulai berjualan lewat media sosial dan platform online. Mereka nggak lagi cuma mengandalkan pembeli lokal, tapi juga melayani pesanan antar kota. Bahkan ada yang sukses membuka cabang di luar Jawa Barat. Semua itu berawal dari adonan aci sederhana yang diolah dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah.
Tips Membuat Cimol Bojot Kenyal di Rumah
Kalau kamu pengin nyobain sensasi Cimol Bojot tapi belum sempat ke Bandung, jangan khawatir. Kamu bisa bikin sendiri di rumah! Berikut resep dan langkah-langkahnya:
Bahan-bahan:
250 gram tepung tapioka atau aci
2 sdm tepung terigu
1 sdt garam
1 sdt kaldu bubuk
1/2 sdt bawang putih bubuk
200 ml air panas
Minyak goreng secukupnya
Langkah-langkah:
Campurkan tepung tapioka, terigu, garam, dan bumbu kering dalam wadah besar.
Tuangkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan sendok kayu.
Setelah agak hangat, uleni dengan tangan hingga adonan kalis.
Bentuk bulatan kecil-kecil seukuran kelereng.
Siapkan wajan berisi minyak dingin, masukkan cimol ke dalamnya.
Panaskan perlahan hingga cimol mengapung dan mengembang sempurna.
Goreng hingga matang kekuningan, tiriskan.
Tambahkan bumbu tabur sesuai selera.
Hasilnya? Cimol kenyal, gurih, dan aromanya bikin semua orang di rumah langsung berkumpul di dapur!
Rahasia Agar Cimol Tidak Meledak Saat Digoreng
Salah satu tantangan dalam membuat cimol adalah menghindari letupan minyak. Nah, berikut beberapa trik dari penjual Cimol Bojot asli:
Jangan masukkan cimol ke minyak panas. Mulailah dari minyak dingin.
Jangan gunakan api besar di awal.
Pastikan adonan tidak terlalu lembek agar tidak pecah.
Tusuk cimol dengan jarum kecil sebelum digoreng, supaya udara di dalam bisa keluar perlahan.
Dengan langkah ini, cimol kamu bakal aman digoreng tanpa drama “letusan aci”.
Cimol Bojot dan Budaya Nongkrong Anak Muda
Menariknya lagi, cimol bukan cuma makanan, tapi juga bagian dari budaya nongkrong anak muda Sunda. Di Bojot dan daerah sekitarnya, banyak warung kecil yang menyediakan cimol hangat sambil ditemani teh manis atau kopi hitam. Suasananya santai, penuh tawa, dan kadang disertai obrolan ringan tentang kehidupan sehari-hari.

Dari sinilah lahir istilah “ngemil cimol sambil ngobrol,” yang menggambarkan keakraban dan kehangatan khas masyarakat Sunda. Cimol menjadi penghubung antar generasi—dari anak sekolah, remaja, hingga orang tua—semua bisa duduk bersama menikmati camilan yang sama.
Dari Camilan Tradisional ke Ikon Kuliner Lokal
Kini, Cimol Bojot bukan sekadar jajanan biasa. Ia telah menjadi ikon kuliner daerah Bandung Selatan, yang mencerminkan nilai kerja keras, kreativitas, dan keuletan warganya. Banyak wisatawan yang menjadikan Cimol Bojot sebagai oleh-oleh wajib saat berkunjung ke sana. Bahkan, beberapa pengrajin lokal sudah mulai mengemasnya dalam bentuk beku (frozen) agar bisa dinikmati di luar kota.
Transformasi ini menunjukkan bahwa makanan tradisional tetap bisa eksis dan bersaing, asalkan disajikan dengan inovasi dan rasa cinta pada produk lokal.
Makna Filosofis di Balik Kenyalnya Cimol
Kalau dipikir-pikir, cimol itu bisa jadi simbol kehidupan juga. Bentuknya bulat, kenyal, dan tahan banting—sama seperti orang Bojot yang pantang menyerah menghadapi kesulitan. Meski sederhana, cimol tetap bisa membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Setiap gigitannya seperti mengajarkan bahwa kesabaran dan keuletan akan menghasilkan sesuatu yang nikmat.
Kesimpulan: Cinta dari Tepung dan Minyak
Cimol Bojot kenyal bukan cuma soal rasa, tapi tentang cerita, perjuangan, dan kebanggaan lokal. Ia lahir dari tangan-tangan kreatif masyarakat pinggiran yang melihat potensi dalam bahan sederhana. Kini, cimol sudah menembus batas daerah, dikenal luas, dan tetap mempertahankan ciri khas aslinya.
Jadi, kalau kamu lewat daerah Bojot atau sekadar ingin mengenal cita rasa Sunda yang autentik, jangan lupa cicipi Cimol Bojot kenyal. Sekali coba, dijamin pengin nambah terus!
Temukan Informasi Lengkapnya Tentang: Food
Baca Juga Artikel Ini: Resep Mie Kopyok Khas Semarang yang Gurih dan Legendaris: Rahasia Kuah Bawang Putih dan Lontongnya yang Lembut

