Menu Sidebar Widget Area

This is an example widget to show how the Menu Sidebar Widget Area looks by default. You can add custom widgets from the widgets in the admin.

Pulau Bakori

Sumpah ya, waktu pertama kali dengar nama Pulau Bakori, saya pikir itu pulau fiktif. Serius. Nama “Bakori” kayak nama tokoh anime atau game RPG yang nggak nyata gitu. Tapi pas teman saya kirim foto-foto dari sana… langsung takjub. Lautnya sebening kaca, pasirnya putih lembut kayak bedak bayi, dan langitnya… duh, birunya nggak kira-kira.

Akhirnya saya pun berangkat ke sana. Sendirian dulu sih, niatnya buat healing. Tapi ternyata, saya malah ketemu banyak cerita dan pelajaran hidup yang nggak saya duga. Pokoknya pengalaman ke Pulau Bakori ini bukan sekadar liburan. Ada makna, ada refleksi, dan yang paling penting: ada alasan kuat kenapa saya pengin balik lagi ke sana.

Keindahan Pulau Bakori yang Bikin Lupa Dunia

Rumah Suku Bajo di Lautan Jadi Daya Tarik Menuju Pulau Bokori Sulteng -  Bisnis Bandung

Gimana ya jelasinnya… Pulau Bakori itu seperti lukisan hidup. Begitu nyampe, yang pertama saya lakukan adalah… diem. Cuma berdiri di tepi pantai dan menatap laut. Nggak ada sinyal, nggak ada suara kendaraan, yang ada cuma suara ombak kecil, burung, dan dedaunan yang tersentuh angin. Rasanya kayak dunia lain.

Air lautnya punya gradasi warna—dari biru muda, toska, sampai biru tua yang dalam. Kalau kamu bawa drone (kayak saya waktu itu), hasil videonya bisa jadi konten yang langsung viral. Pasirnya putih dan bersih. Serius, saya bahkan nyeker dari pagi sampai sore, nggak ada satu pun sampah plastik yang saya temui.

Yang bikin tambah keren, Pulau Bakori ini punya hutan kecil di tengahnya. Waktu saya dan guide lokal masuk, ada suara kicauan burung yang nggak saya kenal. Mungkin itu burung endemik? Sayangnya saya bukan ahli burung sih, cuma bisa bilang, “ini bukan suara burung gereja atau pipit biasa.”

Saya juga sempet snorkeling. Duh, terumbu karangnya sehat banget. Warna-warni dan rame dengan ikan kecil. Saya sempat lihat segerombolan ikan warna kuning-hitam—kata penduduk lokal itu ikan bendera. Belum lagi bintang laut warna biru yang ukurannya gede banget, kayak tangan orang dewasa.

Kenapa Pulau Bakori Jadi Wisata Populer (Walau Masih Jarang Didengar)

Waktu ngobrol sama warga setempat, saya kaget waktu tahu ternyata Pulau Bakori baru mulai “naik daun” sekitar 3 tahun terakhir. Sebelumnya cuma nelayan dan warga sekitar yang tahu pulau ini. Tapi makin ke sini, makin banyak orang yang datang karena… ya itu, sosmed!

Banyak travel blogger dan TikToker yang nyempil ke sini diam-diam. Nggak ramai-ramai kayak ke Bali. Mereka ke Bakori karena butuh konten eksklusif. Dan memang, kalau kamu upload foto sunrise atau sunset dari sana, itu auto banyak yang nanya: “INI DI MANAAN??”

Pemerintah daerah juga mulai sadar, dan katanya mulai ada rencana buat pengembangan wisata yang tetap eco-friendly. Waktu saya datang, sudah ada toilet umum sederhana dan beberapa saung bambu untuk pengunjung. Tapi masih jauh dari komersial. Dan justru itu yang jadi daya tariknya Liputan6.

Pulau Bakori bukan destinasi buat kamu yang cari bar, beach club, atau resort mewah. Ini tempat buat kamu yang capek sama keramaian dan pengin diam sejenak sambil ngeliatin langit. Asli. Beda.

Apa yang Membuat Pulau Bakori Disukai Pengunjung?

Oke, selain pemandangannya yang luar biasa dan vibes yang super chill, ada beberapa hal unik yang bikin Pulau Bakori menancap di hati:

  1. Ramah banget orang lokalnya.
    Waktu saya nyasar (iya, saya sempat jalan ke arah salah—klasik), seorang bapak nelayan langsung nunjukin jalan sambil kasih saya kelapa muda GRATIS. “Udah capek kan, Mas? Ini dulu diminum,” katanya. Duh, meleleh.

  2. Sunset-nya beda.
    Saya udah pernah lihat sunset di Kuta, di Pantai Tegal Wangi, bahkan di Raja Ampat. Tapi entah kenapa, sunset di Bakori punya aura… hening. Kayak ngajak ngobrol. Warna langitnya jingga-keunguan, dan nggak ada siapa-siapa di sekitar. Rasanya kayak private moment sama alam semesta.

  3. Nggak ramai.
    Ini penting buat orang introvert macam saya. Kadang liburan itu bukan buat cari keramaian, tapi buat reset otak. Dan Pulau Bakori menyediakan itu dengan sempurna. Bahkan waktu long weekend, pengunjungnya tetap bisa dihitung jari.

Akses Menuju Pulau Bakori — Nggak Gampang, Tapi Worth It

10 Wisata Pantai Terindah di Kendari Sulawesi Tenggara

Nah, bagian ini harus saya bahas dengan jujur. Akses ke Pulau Bakori… cukup menantang.

Saya waktu itu start dari Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar. Dari situ, naik mobil sekitar 6 jam ke pelabuhan kecil di Kabupaten Kepulauan Selayar. Lanjut lagi naik kapal kayu selama 1,5 jam. Ombaknya lumayan loh. Jadi buat kamu yang gampang mabuk laut, bawa antimo itu wajib banget.

Saran saya: berangkat pagi-pagi biar sampai siang dan bisa langsung nikmatin pantai. Kapal terakhir biasanya jam 3 sore. Dan jangan terlalu bawa koper gede. Saya waktu itu bawa tas backpack dan drybag, lebih fleksibel dan aman dari air.

Kalau bisa, ikut trip bareng operator lokal yang terpercaya. Mereka biasanya udah punya jadwal kapal dan bisa bantu booking tempat menginap juga.

Tips Praktis Berkunjung ke Pulau Bakori

Nah ini bagian paling penting. Saya belajar dari beberapa kesalahan waktu pertama kali ke sana. Jadi saya share ya tips praktis buat kamu yang mau berkunjung:

  1. Bawa perlengkapan sendiri.
    Termasuk snorkel, alat masak mini (kalau mau hemat), powerbank, dan obat-obatan pribadi. Jangan andalkan fasilitas di sana.

  2. Jangan datang waktu musim hujan.
    Ombaknya bisa tinggi dan kapal nggak selalu jalan. Bulan terbaik? April sampai Oktober.

  3. Bawa uang cash.
    Nggak ada ATM. Gak ada QRIS juga. Jangan coba-coba pakai e-wallet. Serius.

  4. Hormati lingkungan.
    Jangan buang sampah sembarangan. Bawa trash bag sendiri. Saya bawa satu kantong besar dan pungut beberapa sampah plastik bekas pengunjung lain. Kecil sih, tapi kalau semua orang gitu kan bagus.

  5. Nginep minimal semalam.
    Jangan cuma PP dalam sehari. Terlalu capek dan kamu nggak akan dapat esensi dari pulau ini. Nginep semalam aja, dan kamu bakal ngerasa beda banget.

Pulau Bakori Bukan Sekadar Tempat Wisata

Setelah semua perjalanan, saya sadar bahwa Pulau Bakori ini ngajarin saya buat… pelan-pelan. Dunia ini nggak harus selalu buru-buru. Kadang kita perlu diam, nikmati angin, lihat burung, dan ngobrol sama diri sendiri.

Pulau Bakori itu seperti pengingat. Bahwa alam bisa menyembuhkan luka, memperlambat detak jantung yang terlalu cepat, dan bikin kita lebih sadar bahwa hidup itu nggak harus selalu produktif. Kadang cukup dengan duduk di bawah pohon sambil ngelihatin laut.

Saya nggak bilang ini tempat terbaik di dunia, tapi jujur, Pulau Bakori salah satu tempat yang paling “berasa” dalam hidup saya. Dan kalau kamu butuh tempat buat healing beneran, bukan cuma ala-ala, kamu harus ke sini.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Pantai Lampuuk: Wisata Bahari Terindah di Aceh yang Wajib Dikunjungi disini