Kalau kamu pernah nonton film yang bikin hati kamu campur aduk—antara marah, sedih, terharu, dan pengen teriak sendiri di kamar—ya, “The Battleship Island” adalah salah satunya. Ini bukan sekadar film sejarah atau drama perang biasa. Ini Movie yang nyentuh banget, terutama kalau kamu tertarik dengan kisah-kisah kelam masa penjajahan dan perjuangan manusia untuk bertahan hidup.
Aku nonton film ini malam minggu waktu itu, iseng-iseng nyari film Korea yang “berat tapi berkelas” di salah satu platform streaming. Jujur, awalnya tertarik karena ada Song Joong-ki. Tapi ternyata yang bikin aku betah duduk sampai habis bukan cuma visual aktornya—melainkan cerita kelamnya yang terasa nyata dan membekas di hati.
Sinopsis Film The Battleship Island
Film ini bercerita tentang sekelompok warga Korea yang dipaksa masuk ke Hashima Island, atau yang dikenal sebagai “Battleship Island” (karena bentuk pulaunya mirip kapal tempur), untuk dijadikan pekerja paksa oleh tentara Jepang selama masa penjajahan di Perang Dunia II. Di pulau itu, mereka disuruh bekerja di tambang batu bara dengan kondisi yang… gila. Parah banget. Jauh dari kemanusiaan Wikipedia.
Tokoh utamanya ada beberapa, dan mereka semua punya latar belakang berbeda. Ada Lee Kang-ok (diperankan oleh Hwang Jung-min), seorang pemimpin band jazz yang awalnya hanya ingin menyelamatkan putrinya. Lalu ada Park Moo-young (Song Joong-ki), pejuang kemerdekaan yang menyusup untuk misi rahasia. Ada juga karakter keren lain kayak Mal-nyeon (Lee Jung-hyun), seorang wanita penghibur yang terjebak di pulau itu.
Cerita makin intens ketika para tahanan mulai merencanakan pelarian massal. Ini bukan sekadar kabur dari penjara, ini soal bertahan hidup di tengah pengawasan militer brutal, kekurangan makanan, dan pengkhianatan dari sesama tahanan.
Keunikan dari The Battleship Island
Dari sekian banyak film bertema perang atau penjajahan yang pernah aku tonton, The Battleship Island punya “rasa” yang beda. Ini bukan cuma karena setting-nya yang keren atau aksi yang menegangkan, tapi juga karena penggambaran emosi kolektif yang luar biasa kuat.
Yang pertama tentu saja adalah lokasi. Pulau Hashima itu nyata, dan dalam sejarah, memang benar digunakan Jepang untuk mengeksploitasi tenaga kerja paksa dari Korea dan Cina. Film ini benar-benar niat dari segi detail: set tambangnya, barak buruh, bahkan dinding batunya—semuanya dibuat semirip mungkin. Sampai aku ngerasa seolah-olah ikut terperangkap di sana.
Kedua, karakternya beragam dan sangat manusiawi. Enggak ada tokoh yang “suci banget” atau “jahat banget.” Bahkan si Park Moo-young yang pejuang pun bisa bikin penonton mikir, “Yakin nih keputusanmu benar?”
Dan yang paling aku suka, film ini enggak meng-glorifikasi kekerasan tapi juga enggak menyensor kekejaman. Kamu akan lihat bagaimana manusia bisa kehilangan sisi kemanusiaannya saat dijadikan budak. Tapi kamu juga akan lihat harapan, semangat, dan keberanian muncul dari tempat tergelap.
Sumpah, ini film yang bikin kamu mikir setelah nonton.
Apa yang Membuat The Battleship Island Disukai Banyak Orang?
Satu kata: emosi. Film ini menyampaikan emosi yang mentah, kasar, tapi jujur. Aku rasa banyak penonton—terutama yang tertarik pada sejarah atau kemanusiaan—bakal ngerasa puas banget karena film ini ngasih ruang buat refleksi. Kamu bisa marah, bisa sedih, bisa pengen nangis, tapi semuanya terasa bermakna.
Beberapa hal yang bikin film ini disukai:
Aktor papan atas Korea. Seriously, cast-nya luar biasa. Chemistry dan aktingnya dapet banget.
Sinematografi dan efek visual. Meskipun ini film perang, setiap adegan kelihatan sinematik banget. Bahkan adegan berdarah pun tetap estetik (ya, seseram itu tapi tetap indah di layar).
Cerita berbasis sejarah. Banyak penonton, terutama di Korea Selatan, menganggap ini film penting karena mengangkat sejarah yang sering terlupakan.
Aksi dan drama yang seimbang. Ada bagian action, tapi bukan film action doang. Ada drama, tapi enggak lebay.
Dan satu lagi, ini bukan film yang gampang ditebak. Aku sendiri beberapa kali salah sangka soal siapa yang bakal berkhianat atau siapa yang mati. Jadi kamu tetap harus waspada sepanjang film. Jangan buka HP deh pas nonton.
Tips Menonton The Battleship Island (Biar Nggak Pingsan Emosi)
Ini dia bagian penting kalau kamu pengen nonton dan benar-benar menikmati film ini tanpa kebingungan atau nyesel:
Tonton dalam kondisi tenang. Jangan nonton ini kalau kamu lagi bete, buru-buru, atau sambil kerja. Film ini butuh perhatian penuh.
Siapkan tisu (serius). Beberapa adegan akan sangat menyentuh. Terutama yang melibatkan anak kecil. Saya nangis, malu-malu sih tapi asli…
Jangan skip bagian awal. Set-up cerita penting banget. Banyak detail kecil yang akan terasa masuk akal di akhir film.
Pelajari sedikit sejarah pulau Hashima sebelumnya. Biar kamu dapet konteks dan lebih “masuk” ke ceritanya.
Tonton sampai credit roll. Ada visual tambahan dan juga penghargaan untuk para korban nyata dari peristiwa ini.
Pakai subtitle yang akurat. Kalau bisa cari subtitle official, karena banyak istilah militer dan bahasa Korea/Jepang yang bisa salah arti kalau diterjemahkan asal-asalan.
Part Terseru dari The Battleship Island (Awas Spoiler Sedikit)
Buatku pribadi, adegan pelarian massal di akhir film adalah momen klimaks yang bikin deg-degan campur greget. Suara ledakan, suara tangisan, tembakan dari penjaga Jepang—semuanya bikin aku ngerasa seolah lagi berada di tengah-tengah pertempuran itu.
Tapi bukan cuma karena aksi-nya. Yang bikin bagian ini benar-benar menyayat hati adalah ketika para karakter yang udah kamu kenal dari awal film harus bikin pilihan besar: kabur atau berkorban.
Ada satu adegan ketika karakter utama (nggak mau bilang siapa, biar nggak spoiler banyak) memilih bertahan supaya orang lain bisa kabur. Aku langsung diem, mata basah. Dan saat para pekerja lari sambil menahan luka-luka mereka… itu jadi momen yang nggak bisa aku lupain.
Kalau kamu suka film dengan ending yang bikin kamu diam sejenak dan berpikir, bagian ini akan jadi favoritmu juga.
Pelajaran yang Aku Petik Setelah Nonton Film Ini
Jujur ya, aku enggak nyangka film Korea bisa ngangkat tema seberat ini dan tetap bikin aku betah nonton. Tapi ternyata, The Battleship Island justru berhasil ngasih pelajaran yang dalam:
Sejarah itu penting. Bukan buat dibenci, tapi buat dipahami. Banyak dari kita yang enggak tahu bahwa peristiwa seperti ini pernah terjadi. Ini lebih dari sekadar hiburan, ini pengingat.
Kemanusiaan bisa bertahan bahkan di tempat tergelap. Aku jadi mikir, seberapa kuat tekad seseorang kalau dia ingin hidup dan menyelamatkan orang yang dia sayangi?
Jangan menilai orang dari permukaannya. Banyak karakter di film ini yang awalnya kelihatan lemah atau egois, tapi akhirnya punya kontribusi besar dalam pelarian. Sama kayak di kehidupan nyata, kadang yang paling pendiam itu yang paling kuat.
Haruskah Kamu Nonton The Battleship Island?
YA. Seribu kali YA.
Kalau kamu suka film yang bikin mikir, yang bukan cuma tontonan tapi juga pengalaman emosional, The Battleship Island adalah pilihan tepat. Ini bukan film santai, tapi film yang akan bikin kamu lebih menghargai sejarah dan arti perjuangan.
Pastikan kamu siap mental sebelum nonton. Karena setelah film selesai, kamu nggak akan jadi penonton yang sama lagi.
Dan kalau kamu seorang blogger atau pembuat konten, film ini bisa banget jadi bahan refleksi atau bahkan perbandingan dengan kisah nyata sejarah di Asia.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang The Witcher: Serial Fantasi Gelap yang Bikin Saya Lupa Waktu disini