Menu Sidebar Widget Area

This is an example widget to show how the Menu Sidebar Widget Area looks by default. You can add custom widgets from the widgets in the admin.

Beef Wellington

Beef Wellington, Jujur aja, dulu aku kira ini cuma steak yang dibungkus pastry—ya ampun, ternyata nggak sesimpel itu. Pertama kali denger nama “Beef Wellington” itu pas nonton acara masak-memasak di wikipedia. Gaya chef-nya kayak orang lagi main drama, penuh emosi, dan ujung-ujungnya daging dibungkus kayak kado ulang tahun. Tapi culinary dari situ rasa penasaran tumbuh, apalagi katanya ini salah satu hidangan klasik Inggris yang identik sama perayaan mewah.

Aku mulai cari tahu lebih dalam, dan boom—ternyata sekarang Beef Wellington makin populer, bahkan di Indonesia. Banyak restoran fine dining udah mulai masukin menu ini, dan lebih gokil lagi, makin banyak orang coba bikin sendiri di rumah. Termasuk aku, yang waktu itu iseng tapi akhirnya malah ketagihan bikin!

Babak Awal: Niat Bikin Beef Wellington Sendiri

Waktu pertama kali coba bikin Beef Wellington, aku tuh nggak tahu harus mulai dari mana. Kayaknya gampang, tinggal bungkus daging, panggang, selesai. Tapi pas ngulik lebih lanjut, ada istilah-istilah kayak “duxelles”, “prosciutto layer”, dan teknik ‘searing’ daging. Waduh, langsung nyadar ini bukan sembarang masak.

Beef Wellington

Aku ingat banget waktu pertama nyobain. Filet mignon-nya gagal total—dagingnya overcooked, puff pastry-nya malah jadi basah karena aku lupa ‘resting time’. Tapi dari situlah aku belajar, dan ternyata ada banyak tips praktis yang bisa bikin prosesnya jauh lebih smooth, bahkan buat pemula.

Kenalan Sama Komponen Beef Wellington

Sebelum makin jauh, yuk kita bongkar isi dalemnya Beef Wellington. Ini bukan sembarang daging bungkus, lho:

  • Beef tenderloin atau filet mignon – bagian daging paling empuk. Harus dimasak dengan hati-hati biar nggak jadi keras.
  • Duxelles – jamur yang dicincang halus, ditumis sampai airnya hilang. Ini kunci rasa umami yang dalam banget.
  • Prosciutto atau Parma ham – lapisan pelindung yang bikin pastry tetap kering dan nambah rasa asin gurih.
  • Mustard – biasanya dijadikan lapisan setelah daging di-sear, buat nambah aroma dan rasa tajam.
  • Puff pastry – kulit luar yang bikin tampilannya cantik dan teksturnya flaky.

Semua komponen ini harus bersatu dengan timing dan suhu yang tepat. Kayak orkestra—kalau satu alat fals, semua jadi berantakan.

Trial & Error: Gagal Itu Bagian dari Resep

Salah satu pelajaran paling penting yang aku dapet dari bikin Beef Wellington? Jangan buru-buru.

Sumpah, ini hidangan yang ngajarin aku sabar. Bukan cuma sabar waktu masak, tapi juga sabar sama diri sendiri waktu gagal. Aku pernah ngalamin:

  • Duxelles yang terlalu basah karena nggak ditumis cukup lama
  • Daging yang terlalu matang karena kelamaan di oven
  • Puff pastry sobek karena kurang dingin pas digulung
  • Mustard yang terlalu banyak sampai rasanya “nyegrak”

Tapi semua itu bikin aku makin ngerti karakter masakan ini. Kayak kita kenalan sama seseorang yang awalnya kelihatan high-maintenance, tapi begitu ngerti maunya, ternyata seru juga diajak kerja sama.

Tips Pribadi Anti Gagal Bikin Beef Wellington

Nah, ini bagian paling penting buat kamu yang mau coba bikin sendiri. Aku udah rangkum beberapa tips based on my pengalaman jatuh bangun di dapur:

1. Pilih Daging yang Berkualitas

Kalau bisa, cari tenderloin yang warnanya cerah, seratnya halus, dan potongannya tebal. Jangan pelit di bagian ini karena daging adalah bintang utamanya.

2. Keringkan Jamur Sampai Tuntas

Duxelles yang masih basah = puff pastry jadi lembek. Aku biasanya masak jamur di wajan anti lengket tanpa minyak, aduk terus sampai semua airnya hilang.

3. Gunakan Termometer Daging

Jangan nebak-nebak kapan matangnya. Gunakan termometer buat cek suhu internal daging. Medium rare idealnya di 55°C.

4. Bungkus dengan Plastik Wrap Sebelum Masuk Pastry

Ini trik yang aku pelajari dari channel masak luar negeri. Bungkus daging yang udah dilapisi duxelles dan prosciutto pakai plastik wrap dan simpan di kulkas minimal 30 menit. Ini bantu bentuknya rapi dan lebih mudah dibungkus pastry.

5. Panggang di Oven Panas

Oven harus panas banget (200-220°C) saat Beef Wellington masuk, biar pastry langsung “mengembang” dan nggak lepek.

Versi Simpel Buat Pemula

Beef Wellington

Kalau kamu ngerasa versi klasik terlalu ribet, aku punya versi “Wellington KW” yang lebih ramah buat pemula:

  • Ganti tenderloin dengan daging sapi bagian luar yang lebih murah (tapi tetap empuk)
  • Duxelles bisa diganti pakai jamur tumis biasa dicampur bawang bombay
  • Nggak perlu pakai prosciutto, cukup selapis keju slice atau smoked beef
  • Puff pastry bisa beli yang beku di supermarket

Tentu rasanya nggak akan se-wow versi aslinya, tapi cukup buat dapetin feel dan tampilannya. Bahkan aku sempat bikin ini buat arisan keluarga, dan semua orang ngira itu versi mahal—padahal modalnya nggak sampe 100 ribu. Hehe!

Momen Paling Berkesan: Beef Wellington untuk Mertua

Pernah ada satu momen yang bikin aku deg-degan luar biasa—waktu pertama kali masak Beef Wellington buat makan malam bareng calon mertua. Bayangin aja, aku udah gugup karena ini pertemuan penting, ditambah lagi masaknya pakai resep yang penuh jebakan. Tapi karena udah beberapa kali latihan, aku cukup pede.

Aku masak pelan-pelan, ikuti semua langkah, dan pas keluar dari oven… hasilnya sempurna. Pas dipotong, lapisannya cantik, puff pastry-nya garing, dagingnya merah muda pas banget. Reaksi mertua? “Wah ini kayak restoran beneran ya!” That was one of my proudest kitchen moments.

Kenapa Beef Wellington Layak Dicoba

Beef Wellington

Selain tampilannya yang mewah dan Instagram-worthy, menurutku Beef Wellington itu semacam ‘ujian’ buat pecinta masak. Kalau bisa taklukin ini, kamu akan lebih percaya diri dengan masakan lainnya.

Selain itu:

  • Cocok banget buat acara spesial kayak anniversary, ulang tahun, atau tahun baru
  • Bisa jadi konten seru buat blog, YouTube, atau TikTok
  • Kamu belajar banyak teknik masak sekaligus dalam satu resep

Dan yang paling penting, ada kepuasan batin tersendiri saat ngeliat potongan daging yang sempurna dikelilingi pastry keemasan. Apalagi kalau disajikan sama mashed potato, salad segar, dan segelas wine atau teh jasmine dingin. Wah, hidup langsung terasa fancy!

Penutup: Jangan Takut Gagal

Kalau ada satu hal yang pengen aku sampaikan setelah pengalaman ini: jangan takut gagal. Beef Wellington memang kelihatan intimidating, tapi asal mau belajar, semua bisa dipelajari. Bahkan kalau kamu belum pernah masak yang “niat” sebelumnya, asal punya niat dan waktu luang, bisa banget nyoba resep ini.

Dan ingat, setiap kegagalan di dapur adalah bahan cerita yang seru buat dibagi. Justru dari situ kamu belajar paling banyak. Siapa tahu, bisa jadi kamu lebih jago dari aku nantinya.

Baca Juga Artikel Ini: Nasi Lemak Malaysia: Kuliner Ikonik yang Bikin Kangen Setiap Suapan 2025